Kamis, 04 Mei 2017

ANAK AUTIS
Autisme secara sederhana dapat diartikan dengan sikap anak yang cenderung suka menyendiri karena terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Dengan kata lain, anak dengan gangguan autism adalah anak yang sibuk dengan urusannya sendiri ketimbang bersosialisasi dengan orang lain di sekitarnya.
Anak-anak autis susah dimengerti, ia sering tidak melakukan hal-hal benar yang diajarkan, tertawa karena hal yang menurut orang lain tidak lucu, memutar sesuatu berulangkali dan menghindari kontak mata dengan orang lain. Bagi penderita IQ dibawah 35, autisem lebih menonjol dikalangan perempuan. Pada tingkat IQ yang lebih tinggi autism lebih menonjol kalangan laki-laki. (Psikologi Abnormal, 2006).
Cara berfikir autistme adalah kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat dunia. Anak autis percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi selalu mengacu atau berhubungan dengan dirinya. Inilah yang menyebabkan anak autis terlihat seperti sendirian, mereka membatasi diri mereka sendiri terhadap dunia luar.
Ciri - ciri anak autis
1.      Anak autis dalam berinteraksi kurang seperti:
a.       Cuek terhadap lingkungan
b.      Kontak mata sangat kurang, bahkan tidak mau menatap mata lawan bicaranya
c.       Ekspresi muka kurang hidup
d.      Tidak mau main dengan teman sebayanya
e.       Suka bermain dengan dirinya sendiri
f.       Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang bisa meniru
g.      Tidak memiliki empati atau tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
2. Anak autis kurang dalam berkomunikasi
a.       Terlambat bicara
b.      Tidak memiliki usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain selain bicara
c.       Jika bicara, bicaranya tidak untuk komunikasi
d.      Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
e.       Tidak dapat memahami pembicaraan orang lain


3. Dalam perbuatan / Perilaku
a.       Cuek terhadap lingkungan
b.      Perilaku tak terarah, seperti suka mondar mandir, lari-lari, memanjat, berputar-putar, melompat-lompat dan lainnya
c.       Sering kali tertarik pada benda yang bergerak
d.      Ada gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
e.       Melakukan satu kegiatan rutin yang tidak ada gunanya
f.       Mempertahankan satu permintaan atau lebih dengan cara yang khas dan berlebihan

Penyabab anak autis
1. Gangguan susunan saraf pusat
2. Gangguan pada metabolisme (sistem pencernaan)
3. Factor genetic
4. Keracunan logam berat
Cara Menghadapi Anak Autis
Anak autis sangan menyukai yang namanya ritual atau kebiasaan-kebiasaan. Maka tak heran bahwa anak autis bisa lebih disiplin dari anak yang lainnya. hal ini dikarenakan karena anak autis sangat dekat dengan urutan. Dia akan melakukan satu hal yang sama setiap harinya tanpa melupakan satu hal pun.
Misalnya: Kita mengajarkan anak untuk merapikan tempat tidur setelah bangun tidur, maka dihari berikutnya anak akan mengulanginya tanpa meminta orang lain untuk melakukanya.
Hal yang perlu diperhatikan untuk anak autis adalah perubahan, anak autis sangat tidak suka dengan adanya perubahan. Misalnya ketika kita menggeser tempat tidurnya maka mereka akan menangis sampai tempat tidur itu dikembalikan keposisinya semula.
Hal lain juga yang harus dihindari oleh orang tua atau orang dewasa dari anak autis yakni jangan samapi mencontohkan hal yang tidak baik kepada mereka karena mereka akan melakukan hal yang sama dan secara berurutan dan berulang kali. Mengurus anak autis tidaklah sesusah yang diceritakan kebanyakan orang. Anak autis adalah anak yang penurut dan disiplin.


ADHD

Gangguan Pemusatan Perhatian
disertai dengan Perilaku yang Berlebihan
(ADHD)
ADHD adalah gangguan pemusatan perhatian disertai dengan perilaku yang berlebihan  yang dialami oleh seseorang individu. ADHD  merupakan gangguan perkembangan yang dapat terjadi pada masa anak–anak dan dapat berlangsung  hingga mereka remaja. Anak laki-laki akan lebih rentan mengalami gangguan ini dibandingkan anak perempuan.

A.    Ciri-ciri ADHD
1.      Ciri utama ADHD
Ciri utama seseorang mengalami ADHD meliputi gangguan pemusatan perhatian (inatensi), gangguan pengendalian diri (implusivitas) dan gangguan aktivitas yang berlebihan (hiperaktivitas).
a.       Inatensi
Inatensi adalah pemusatan perhatian yang kurang. Penderita gangguan ini mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatianya. Mereka sangat mudah teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat indranya atau oleh perasaan yang timbul pada saat itu. Dengan demikian, mereka hanya mampu  mempertahankan aktivitasnya  atau tugasnya dalam jangka pendek sehingga memengaruhi penerimaan informasi dan pengaruh lingkunganya.
b.      Implusivitas
Gejala ini ditanai dengan kesulitan anak untuk menunda respons. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diexspresikan  dengan segera dan tanpa pertimbangan.
c.       Hiperaktivitas
Hiperaktivitas adalah suatu gerakan yang berlebihan, melebihi gerakan yang dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya, sejak bayi mereka banyak bergerak dan sulit untuk ditenangkan.
Gambar terkait 
B.     Tipe-tipe ADHD
1.      Tipe ADHD Kurang Memperhatiakan
2.      Tipe ADHD  Hiperaktif- Implusif
3.      Tipe ADHD  Gabungan.

C.    Penyebab ADHD
Faktor genetik merupakan faktor umum penyebab terjadinya ADHD. Artinya, faktor genetik menjadi penyebab utama ADHD. Sementara itu, ada berbagai faktor khususnya yang dapat menyebabkan terjadinya ADHD pada anak. Namun, faktor khusus itu bukanlah penyebab utama dari ADHD.
Misalnya: cedera otak, merokok, kematangan otak yang tertunda, keracunan timah hitam, bahan makan tambahan, makanan tidak sehat, gula halus, penyakit medis, obat-obatan

D.    Hambatan Belajar Anak Usia Dini dengan Gangguan ADHD di KB/TK
Beberapa perilaku  yang muncul dan menjadi penghambat belajar anak usia dini dengan gangguan ADHD di KB/TK, diantara lain sebagai berikut.
1.      Melakukan Kegiatan Motorik yang Berlebihan
2.      Menjawab Pertanyaan dari Pendidiknya Sebelum Ditanya
3.      Menghindari Berbagai Tugas yang Diberikan Pendidiknya
4.      Kurang Bisa Memerhatikan Penjelasan Ataupun Instruksi dari Pendidiknya
5.      Kurang Mampu Menyelesaikan Tugas yang Diberikan oleh Pendidiknya
6.      Mudah Bingung Saat Dijelaskan oleh Pendidiknya
7.      Mengalami Disorganisai
8.      Memiliki Tulisan yang Jelak
9.      Kurang Bisa Menyesuaikan Diri dengan Teman-temannya di KB/TK
10.  Memiliki Ketidak-stabilan Emosi
.
E.     Penanganan Anak Usia Dini dengan Gangguan ADHD di KB/TK
1.      Menghilangkan atau Mengurangi Perilaku yang Tidak Dikehendaki.
Misalanya: jika anak berteriak-teriak didalam kelas. Hendaknya pendidik mengetahui alasan anak untuk melakukan hal tersebut terlebih dahulu. Setelah mengetahui alasannya barulah pendidik menghilangkan alasan tersebut dengan memberi perhatian dan menjelaskan pada anak bagaimana cara mengutarakan maksudnya secara baik-baik, bagaimana cara menyatakan ketidakpuasan, kejengkelan secara baik-baik.
2.      Mengembangkan Perilaku yang Dikehendaki
Dalam penganan yang kedua ini yang dilakukana adalah pemberian penguatan pada anak. Penguatan yang diberikan dapat berupa sambutan, pujian, atau imbalan. Penguatan yang diberikan segera setelah perilaku yang dikehendaki terjadi. Karena anak dengan gangguan ADHD cenderung tidak sabar dan impulsive sehingga menunggu terlalu lama kurang baik baginya.



Senin, 13 Maret 2017

Sepucuk Surat Buat Bundaku

SEPUCUK SURAT BUAT BUNDAKU
Bunda engkaulah kekuatanku
Bunda engkaulah semangatku
Bunda engkaulah penopangku
Diawal semester ini aku harus berjuang dalam hidupku untuk berpisah jauh darimu bundaku, engkau terbaring karena sakit, badanmu lemah tak berdaya karena penyakit datang menghampirimu. Engkau tidak kuat bahkan untuk dirimu sendiripun engkau tidak memiliki kemampuan untuk bangkit karena lemahnya tubuhmu. Hidup mu saat ini sangat bergantung dengan orang-orang di sekitar mu dan ingin rasanya hati ini untuk selalu ada disampingmu dan merawatmu tapi semuanya hanya dalam mimpi dan mimpi karena jarak sangat memisahkan kita.
Bunda satu minggu aku bersamamu, berada disampingmu tapi hatiku tidak kuat untuk melihat keadaanmu. Bunda dulu kaulah yang menjadi penyemangatku, enagkaulah yang memotivasi aku, namun semuanya itu telah hilang bahkan saat aku berada disampingmu aku tidak sanggup untuk membuka bibirku untuk menghiburmu, aku hanya menangis dan menjerit dalam hati dan dalam kesendirianku karena aku tak mau menambah bebanmu saat engkau melihatku menangis.
Bunda………….
Kini jarak diantara kita kini cukup jauh, setiap hari dan setiap malamku aku selalu teringat dan terbayang akan keadaanmu yang sungguh memprihatinkan itu,  terkadang aku berdoa biarlah kiranya penderitaanmu manjadi bagian dalam hidupku saat ini,tapi aku tersadar bahwa Tuhanlah yang mengatur semuanya dalam hidup kita.
Bunda……….berjuanglah unutk hidupmu, berjuanglah untuk bangkit dari penderitaan ini, karena masih banyak yang sangat mengharapkan kehadiranmua terutam kami anak-anakmu, dan semua anak-anakmu berdoa untuk mu seraya meneteskan air mata itu pertanda bahwa kami tidak mau kehilangan dirimu.
Gambar terkaitBunda…………..engkau tahu bahwa perjuangangku masih lama di rantau orang ini, maka aku mohon ibu harus kuat untuk menjalani hidupmu yang sekarang ini dan berdolah senantisa biarlah Tuhan yang campur tangan untuk menolong bunda, dan semoga bunda diberikan Tuhan kesembuhan.
Bunda aku akan selalu mendoakanmu, semoga engkau cepat sembuh karena tanpamu aku sangat lemah dan tak berdaya dalam melanjutkan hidup dan perjuangan ini.
Terimakasih bundaku………engkaulah segalanya bagiku.


Senin, 16 Januari 2017

Belajar dari Pengalaman....


Reflesiku Setelah Praktek Mengajar.........
Pengalaman mengajar dan berhadapan langsung didepan anak-anak sudah pernah saya alami dan rasakan. Mendampingi dan bermain bersama mereka sungguh asyik bagi beberapa orang demikian juga pengalaman yang pernah saya alami. Namun demikian menjadi guru atau pendamping bagi anak-anak usia dini  AUD bukanlah hal yang mudah dan bukan juga hal yang susah semuanya tergantung bagaimana pribadi seseorang menyikapi sebuah tugas itu sehingga menjadi sesuatu yang mengasyikkan saat melakukannya dan bukan malah memberatkan.
 Praktek sebagai seorang guru kami lakukan pada semester ini dan inilah pengalaman yang pertama sekali. Praktek ini yang kami lakukan di semester ini yakni mata kuliah Metode Pengembangan Bahasa. Dalam praktek ini kami dibagi menjadi XV kelompok yang terdiri dari dua sampai  tiga orang satu kelompok dan kelompok saya mendapat dua orang saja yang nantinya berperan sebagai seorang guru. Dan setiap kelompok menyiapkan tiga kegiatan bermain yang disesuaikan dengan anak usia dini AUD.
Hari ini tiba bagi kelompok saya untuk praktikum, yakni sebagai guru didepan teman-teman sekelas saya dan juga didepan dosen pengampu mata kuliah yang sedang kami ikuti yakni: Metode Pengembangan Bahasa yang diampu oleh Ibu Ega Asnatasia. Pengalaman praktek dan menjadi guru secara langsung didepan teman-teman ini baru pertama kali , maka saat itu saya sedikit grogi dan canggung apalagi disaksikan serta dinilai langsung oleh teman-teman dan dosen, wah hati terus berdebar dan bahkan mulai keringat dingin tapi saya mencoba untuk  mampu menetralkan dan menenangkan diri sehingga saat praktek hal itu tidak terlalu mengganggu situasi batin saya. Maka tiba giliran bagi kelompok saya untuk menampilkan persiapan yang sudah sekian lama disiapkan karena kelompok saya mendapat giliran  kelompok terahir yakni kelompok XV.
Hasil gambar untuk animasi bunga bergerak gifDalam melakukan persiapan kami berusaha untuk menyatukan waktu karena kami berdua adalah kelas yang berbeda. Setelah kegiatan bermain kami temukan dan sudah disiapkan, maka tugas pun kami bagi sedemikian baik supaya dalam prakteknya nanti tidak ada yang saling menunggu atau menyalahkan satu dengan yang lain, tapi dalam kenyataannya apa yang sudah dipersiapkan tidak seperti yang kami harapkan. Banyak pengalam yang saya alami saat melakukan praktek. Saya sebagai guru pertama yang memulai kegiatan dari pembukaan hingga satu permainan yakni bermain cerita mendapat banyak-banyak pengalaman. Pertama bahwa menjadi seorang guru itu harus bersikap rilex dan santai tapi saat prakter saya sungguh kurang rilex dan kurang bebas untuk meyampaikan materi yang sudah saya siapkan hal ini karena saat itu saya grogi. Tapi sekalipun demikian saya dan teman saya berusah untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan yang sudah kami perispkan sbelumnya.
Selama kegiatan berlangsung kami sebagai kelompok dapat bekerjasama dan saling melengkapi satu sama lain. kegiatan dimulai dengan jumlah anak didik sebanyak enam orang yang diwakili oleh teman-teman dan didampingi oleh dua orang guru. Kegiatan awalpun dimulai dengan kegiatan pembukaan, situasinya tidak jauh beda dengan situasinya anak-anak sekalipun anak didiknya adalah mahasiswa, pribadi anak-anak didik yang tampil saat itu ada yang sangat aktif dan ada yang pasif. Mendampingi anak yang aktif dan anak yang pasif tentu berbeda-beda tidak dapat disamakan maka selama praktek sungguh dibutuhkan sikap sabar dan sikap keibuan agar dapat memahami dan menerima setiap pribadi anak didik. Tapi tidak cukup hanya sabar dan keibuan, melainkan harus menjadi orang yang profesional dan memiliki wawasan luas untuk diberikan nantinya pada anak-anak didiknya.
Disisi lain sebagai seorang guru saat itu saya dituntut untuk mampu menerima dan memahami setiap pribadi anak didik terutama saat anak-anak menyampaikan hal-hal yang mereka ketahui diluar dari materi atau tema pelajaran pada saat itu. Namun saya menyadari bahwa saya  kurang respon terhadap apa yang disampaikan oleh anak didik saya. Dan disisi lain juga kami sebagai kelompok kurang semangat antara yang satu dengan yang lain. Hal itu terasa saat nak-anak kurang berminat untuk mengikuiti kegitan yang kami berikan, maka dalam hal ini seorang guru juga harus tanggap untuk menanggapi situai anak saat itu karena seorang guru tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada nak didiknya terutama untuk anak usia dini AUD.
Hasil gambar untuk animasi bunga bergerak gifSetelah kegiatan selesai maka diadakan langsung evaluasi dengan teman-teman yang hadir saat itu. Memang apapun yang disampaikan harus diterima karena itu akan menjadi masukan bagi saya untuk hari-hari selanjutnya. Sebagai masukan pertama bahwa saya sebagai seorang pendidik terutama untuk anak usia dini harus mampu melihat dan memahami setiap kosa kata yang disampaikan oleh anak, karena anak usia dini belum semuanya memiliki lafal/pengucapan kata secara benar, maka disinilah peran pendidik PAUD harus lebih teliti dalam mendampingi anak-anak, misalnya saat praktek ada anak yang mengatakan wortel dengan sebutan wortele maka kata ini hendaknya dibenarkan oleh guru langsung saat itu, tapi saya sendiri sebagai guru kurang menyadarinya sehingga itu menjadi masukan bagi kelompok saya. Sebagai masukan yang lain bahwa saya sebagai seorang guru saat menyampaikan materi harus disampaikan secara detail karena sipenerima materi adalah anak-anak maka harus lebih detail dan sederhana lagi.
Pada permaian yang saya bawakan yakni bermain cerita, saya sendiri kurang puas dengan apa yang saya lakukan karena saat itu pemeran anak-anak sudah mulai lelah dan akhirnya untuk mengikuti kegiatanpun tidak bersemangat lagi. Pada permainan tersebut juga mungkin ada kekeliruan kata yang saya sampaikan atau teman saya atau mungkin pemeran anak-anak yang salah menanggapi apa yang saya sampaikan sehingga pada saat kegiatan berjalan kami berkompromi dulu soal kata yang diperoalkan yakni apakah itu angin atau sungai, yang penting saat itu saya menjadi kurang fokus dengan kegiatannya. Hal inilah yang menjadi pelajaran penting bagi saya sebagai seorang Pendidik PAUD, yakni harus mampu berkonsetrasi serta mengingat kosa kata yang disampaikan pada anak didik, karena kalau sudah kosa katanya nkurang jelas bagaiman kegiatan akan berjalan dengan baik. Dan inilah yang menjadi pelajaran yang sangat penting bagi saya.
Hasil gambar untuk gambarkupu-kupu tercantik yang bergerakDari seluruh rangkaian kegiatan yang ditampilkan oleh kelompok kami, saya sungguh mendapat banyak pengalaman serta masukan yang semuanya itu akan menambah ilmu bagi saya. Maka setelah melakukan praktek tersebut saya harus lebih banyak lagi belajar terutama untuk menjadi seorang pendidik yang profesional dan pendidik yang berkompetensi. Pengalam itu sungguh-sunguh indah bagi saya, sekalipun saya sudah pernah menjadi seorang guru itu belum cukup karena apa yang saya alami dan lakukan waktu itu belum demikian yang diharapkana dari seorang pendidik anak PAUD. Dan semoga pengalaman ini membantu saya untuk lebih baik lagi kedepannya saat melakukan tugas-tugas praktek.
Untuk mengahiri refleksi ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada teman kelompok saya, teman-teman yang bersedia menjadi murid, teman-teman dan dosen pengampu atas kritik dan sarannya, semoga semuanya itu membantu saya untuk lebih baik lagi untuk hari-hari selanjutnya.
 Hasil gambar untuk animasi terimakasih  bergerak gif