Reflesiku Setelah Praktek Mengajar.........
Pengalaman
mengajar dan berhadapan langsung didepan anak-anak sudah pernah saya alami dan
rasakan. Mendampingi dan bermain bersama mereka sungguh asyik bagi beberapa
orang demikian juga pengalaman yang pernah saya alami. Namun demikian menjadi
guru atau pendamping bagi anak-anak usia dini
AUD bukanlah hal yang mudah dan bukan juga hal yang susah semuanya
tergantung bagaimana pribadi seseorang menyikapi sebuah tugas itu sehingga
menjadi sesuatu yang mengasyikkan saat melakukannya dan bukan malah
memberatkan.
Praktek sebagai seorang guru kami lakukan pada
semester ini dan inilah pengalaman yang pertama sekali. Praktek ini yang kami
lakukan di semester ini yakni mata kuliah Metode Pengembangan Bahasa. Dalam
praktek ini kami dibagi menjadi XV kelompok yang terdiri dari dua sampai tiga orang satu kelompok dan kelompok saya
mendapat dua orang saja yang nantinya berperan sebagai seorang guru. Dan setiap
kelompok menyiapkan tiga kegiatan bermain yang disesuaikan dengan anak usia
dini AUD.
Hari ini
tiba bagi kelompok saya untuk praktikum, yakni sebagai guru didepan teman-teman
sekelas saya dan juga didepan dosen pengampu mata kuliah yang sedang kami ikuti
yakni: Metode Pengembangan Bahasa yang diampu oleh Ibu Ega Asnatasia.
Pengalaman praktek dan menjadi guru secara langsung didepan teman-teman ini
baru pertama kali , maka saat itu saya sedikit grogi dan canggung apalagi
disaksikan serta dinilai langsung oleh teman-teman dan dosen, wah hati terus
berdebar dan bahkan mulai keringat dingin tapi saya mencoba untuk mampu menetralkan dan menenangkan diri
sehingga saat praktek hal itu tidak terlalu mengganggu situasi batin saya. Maka
tiba giliran bagi kelompok saya untuk menampilkan persiapan yang sudah sekian
lama disiapkan karena kelompok saya mendapat giliran kelompok terahir yakni kelompok XV.

Selama
kegiatan berlangsung kami sebagai kelompok dapat bekerjasama dan saling
melengkapi satu sama lain. kegiatan dimulai dengan jumlah anak didik sebanyak
enam orang yang diwakili oleh teman-teman dan didampingi oleh dua orang guru.
Kegiatan awalpun dimulai dengan kegiatan pembukaan, situasinya tidak jauh beda
dengan situasinya anak-anak sekalipun anak didiknya adalah mahasiswa, pribadi
anak-anak didik yang tampil saat itu ada yang sangat aktif dan ada yang pasif.
Mendampingi anak yang aktif dan anak yang pasif tentu berbeda-beda tidak dapat
disamakan maka selama praktek sungguh dibutuhkan sikap sabar dan sikap keibuan
agar dapat memahami dan menerima setiap pribadi anak didik. Tapi tidak cukup
hanya sabar dan keibuan, melainkan harus menjadi orang yang profesional dan
memiliki wawasan luas untuk diberikan nantinya pada anak-anak didiknya.
Disisi lain
sebagai seorang guru saat itu saya dituntut untuk mampu menerima dan memahami
setiap pribadi anak didik terutama saat anak-anak menyampaikan hal-hal yang
mereka ketahui diluar dari materi atau tema pelajaran pada saat itu. Namun saya
menyadari bahwa saya kurang respon
terhadap apa yang disampaikan oleh anak didik saya. Dan disisi lain juga kami
sebagai kelompok kurang semangat antara yang satu dengan yang lain. Hal itu
terasa saat nak-anak kurang berminat untuk mengikuiti kegitan yang kami
berikan, maka dalam hal ini seorang guru juga harus tanggap untuk menanggapi
situai anak saat itu karena seorang guru tidak bisa memaksakan kehendaknya
kepada nak didiknya terutama untuk anak usia dini AUD.

Pada
permaian yang saya bawakan yakni bermain cerita, saya sendiri kurang puas
dengan apa yang saya lakukan karena saat itu pemeran anak-anak sudah mulai
lelah dan akhirnya untuk mengikuti kegiatanpun tidak bersemangat lagi. Pada
permainan tersebut juga mungkin ada kekeliruan kata yang saya sampaikan atau
teman saya atau mungkin pemeran anak-anak yang salah menanggapi apa yang saya
sampaikan sehingga pada saat kegiatan berjalan kami berkompromi dulu soal kata
yang diperoalkan yakni apakah itu angin
atau sungai, yang penting saat itu
saya menjadi kurang fokus dengan kegiatannya. Hal inilah yang menjadi pelajaran
penting bagi saya sebagai seorang Pendidik PAUD, yakni harus mampu
berkonsetrasi serta mengingat kosa kata yang disampaikan pada anak didik,
karena kalau sudah kosa katanya nkurang jelas bagaiman kegiatan akan berjalan
dengan baik. Dan inilah yang menjadi pelajaran yang sangat penting bagi saya.

Untuk
mengahiri refleksi ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada teman
kelompok saya, teman-teman yang bersedia menjadi murid, teman-teman dan dosen
pengampu atas kritik dan sarannya, semoga semuanya itu membantu saya untuk
lebih baik lagi untuk hari-hari selanjutnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar