Jumat, 15 April 2016

Belajar membawa perubahan dalam tingkah laku manusia


Hasil gambar untuk gambar metode  Thorndike

Menurut teori Behavioristik, belajar akan membawa perubahan dalam tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Seorang anak di katakan belajar jika  ia mampu menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya. perubahan itu dapat diamati,diukur dan dinilai secara konkret. Teori ini sangat baik digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, karena AUD sangat perlu diberi Stimulus,karena dengan adanya stimulus anak mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya melalui respon yang diberikan oleh sianak. maka dalam hal ini lingkungan harus berperan penting bagi hidup sianak, baik itu lingkungan sekolah, lingkunagan keluarga dan lingkungan dimana anak berada.kekhasan dari teori ini bahwa semuanya harus dapat diukur.
 Ciri dari teori ini antara lain:  
1. bersifat mekanistik bahwa semuanya dapat diprediksi(perkirakan),
2. menekankan  peranan lingkungan, peranan guru sangat penting dalam pembelajaran untuk memberikan stimulus pada anak.
3. Pentingnya latihan, latihan berulang-ulang sangat baik pada AUD,seorang guru harus merespon sianak setiap hari sehingga anak menanggapinya dan memberikan hasil. Dalam tulisan ini saya ingin membahas teori belajar ini menurut Thorndike.






Thorndike
Menurut Thorndike belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yakni apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, dan perasaan. Sedangkan Respon yakni reaksi yang di munculkan peserta didik saat belajar yang juga dapat berupa pikiran,perasaan dalam tindakan / gerakan. Dalam mewujudkan teorinya Thorndike melakukan percobaan terhadap seekor kucing yang sedang lapar di taruh didalam kandang, dalam kandang tersebut terdapat celah-celah kecil sehingga sikucing dapat melihat makanan yang berada diluar kandang, dan didalam kandang terdapat jeruji yang merupakan pintu keluar dari kandang tersebut, maka jika kucing menginjak jeruji itu, pintu keluar akan terbuka. untuk itu sikucing pertama-tama berkeliling mengitari kandang dan mencoba mencari jalan keluar dan tiba-tiba sikucing menginjak jeruji sehingga kandang terbuka dan kucing keluar.  Thorndike melakukan percobaan ini  berulang-ulang terhadap kucing yang sama.Thorndike menyatakan bahwa belajar pada hewan maupun manusia berlangsung berdasarkan tiga macam hukum pokok belajar, yaitu



1. Hukum Kesiapan ( Law of Readdiness )
Dalam melakukan proses belajar seseorang harus dalam keadaan siap artinya siap secara fisik maupun psikis sehingga  akan menghasilkan nilai yang baik dan memuaskan. Siap fisik berarti tidak dalam keadaan sakit yang dapat mengganggu konsentrasinya dan siap psikis berarti jiwanya tidak mengalami gangguan.
2. Hukum Latihan (Law of Exercise )
Dalam hukum ini yang ditekankan adalah melakukan percobaan dan latihan secara berulang-ulang. adapun latihan atau pengulangan prilaku yang cocok adalah dalam proses belajar. karena semakin sering melakukan pengulangan dalam proses belajar / materi maka akan semakin banyak yang dapat dikuasai.
3. Hukum Akibat (Law of Effect)

Thorndike mengatakan jika sebuah tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan tindakan itu akan diulangi dalam situasi yang mirip sehingga meningkat,demikian sebaliknya bila suatu tindakan perubahan itu tidak memuaskan dalam lingkungan maka prilaku itu akan diulangi dan menurun.          

Senin, 04 April 2016

Pembelajaran Terpadu Model Nested dan Webbed

Model Nested : Menggambar Bebas

Hasil gambar untuk aktivitas anak paud

 1. Asfek Astetis
a. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar kepada anak
b. Guru menanggapi respon anak terhadapgambar yang di perlihatkan
c. Anak menuangkan ide-ide kreatifnya berdasarkan gambar yang di lihatnya

                                                                   2. Aspek Fisik
a. Anak menggambar sesuai dengan ide dan kreatifnya
b. Dalam proses menggambar anak berlatih motorik halusnya, motorik halus berupa: kelenturan otot-otot jemari tangan. Dengan banyak berlatih metorik halus akan menghasilkan tulisan yang bagus dan rapi.
                                      Model Webbed  :  Sekolah
                  1. Aspek Astetis: Ruangan Kelas
a. Guru mengajak anak untuk merapikan ruang kelas dengan menyimpan,menyusun mainan pada tempatnya
b. Guru mengajak anak untuk menghias kelas berdasarkan hasil kerja, misalnya membuat rantai dari kertas
c. Guru mengkondisikan ruangan yang bersih dan menarik. Misalnya: merubah bentuk kursi dalam kelompok, menempel hasil kerja dalam ruangan

                2. Aspek Afeksi : Bermain Peran
a. Anak memerankan pribadi guru yang di sukainya dengan bebas,karena dengan bermain peran anak akan mampu menunjukkan beberapa afeksi,misalnya maraaaah,gembira,kecewa dan lain-lain

                 3. Aspek Kognitif : Berhitung
a. Guru mengajak anak untuk menghitung jumlah guru yang ada di sekolah
b. Menghitung jumlah teman yang ada diruang kelas
c. Menghitung mainan yang ada di luar kelas
d. Menghitung dan menyebutkan nama-nama pohon

                 4. Aspek Bahasa  :  Menyebutkan benda yang ada disekolah
a. Menyebutkan nama-nama guru yan ada disekolah
b.Menyebutkan jenis mainan
c.Menyebutkan nama-nama teman 
d. Menyebutkan warna yang ada disekolah. misalnya : warna bendera, warna bunga, warna cat sekolah,warna seragam dan lain-lain
e. Menyebutkan nama-nama benda yang ada disekitar sekoloah

                   5. Asfek Fisik :Kerja bakti
a. Memungut daun,sampah yang ada kemidian membuang sampah pada tempatnya
b.Mencabut rumput ditaman
c. menyiram bunga atau tanaman
d. Menata mainan yang ada di ruangan

                 6. Asfek sosial : Berjabat tangan
a. Guru mengajarkan sopan santun pada anak dengan berjabat tangan/ memberi salam pada guru,teman,satpam.