Senin, 26 Desember 2016

Permasalahan dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini

PERMASALAHAN DALAM MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS ANAK USIA DINI
Anak usia dini adalah gudangnnya kreativitas, kreativitas itu akan berkembang bila lingkungan mampu memahami pertumbuhan dan perkembangna sianak. Namun dalam tulisan ini saya ingin menuliskan beberapa aspek yang dapat menghambat perkembangan  potensi kreativitas dalam diri anak khususnya di Indonesia (dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, 2016:7) mengatakan antara lain:
1.      Hambatan Diri Sendiri
Faktor dari diri sendiri dapat menjadi penyebab utama terhambatnya perkembangan kreativitas. Factor dari diri sendiri itu bisa berupa factor psikologis, biologis, fisiologis dan sosial individu.
a.       Faktor Psikologis
Dalam beberapa perilaku individu yang dapat menghambat perilaku kreatif seperti pengaruh dari kebiasaan atau pembiasaan, perkiraan harapan akan orang lain, kurangnya usaha, ketakutan untuk mengambil resiko, takut dikritik, kecenderungan untuk mengikuti pola hidup orang lain, rutinitas kenyamanan dan sebagainya. Semua perilaku diatas jika tidak diatasi sejak dini akan sangat menghambat perkembangan kreativitas dalam diri seseorang.
b.      Faktor Biologis
Beberapa pakar atau ahli mengatakan bahwa kemampuan kreatif merupakan ciri herediter. Dengan kata lain bahwa gen seseorang yang diterima dari warisan orang tua akan berperan menentukan batas-batas inteligensi dan kreatifitasnya.
c.       Faktor Fisiologis
Seseorang yang menyandang salah satu kelainan atau mengalami kendala faali karena terjadi kerusakan otak yang disebabkan penyakit atau kecelakaan, akan menghambat pertumbuhan perkembangan kreatif dalam diri seseorang.
d.      Faktor Sosiologis
Lingkungan sosial merupakan factor utama yang menentukan kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi kreatif dan mengungkapkannya lewat kegiatan yang dilakukan.
2.      Pola Asuh
Pola asuh orang tua atau keluarga akan menjadi salah satu factor penting dalam mengembangkan ataupun menghambat tumbuhnya kreatifitas. Seorang anak yang dibiasakan dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling menerima, dan mendengarkan pendapat orang lain, maka ia akan tumbuh menjadi anak dan generasi yang terbuka dan fleksibel hal ini akan menumbuhkan perilaku kreatif dengan baik. Demikian sebaliknya dengan anak yang dibiasakan dan dibesarkan dengan kedisiplinan, yang tidak dibarengi dengan toleransi, anak taat dan wajib peraturan, anak yang harus mengikuti kehendak maka akan menghasilkan generasi yang tidak memiliki visi ke masa depan, orang yang tidak memiliki keinginan untuk maju dan berkembang, tidak siap berubah dan beradaptasi dengan baik. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan hidup anak.
3.      Sistem Pendidikan
Penelitian Supriadi (1994) berpendapat bahwa salah satu kemungkinan penyebab rendah nya kreativitas anak Indonesia adalah lingkungan yang kurang menunjang anak-anak untuk mengekspresikan kreativitasnya khususnya lingkungan sekolah dan keluarga. Saat ini sistem pendidikan Indonesia lebih mengarah kepada pendidikan “ akademik dan industry tenga kerja” artinya bahwa sistem pendidikan persekolahan lebih mengarah pada upaya membentuk manusia untuk menjadi “pintar” disekolah saja dan menjadi “pekerja” bukan menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya, maksudnya bahwa manusia Indonesia tidak berkembang sesuai potensi kreativitas yang dimiliki. Selanjutnya menurut Munandar (1999) memaparkan berbagai kondisi yang terjadi disekolah  yang dapat menjadi kendala bagi pertumbuhan kreativitas anak antara lain:
1.      Sikap guru yang terlalu banyak mengontrol dalam memotivasi anak, adanya sikap teacher senter dalam kegiatan belajar, dengan kata lain bahwa kegiatan belajar anak lebih banyak mengikuti perintah dari guru hal ini tidak baik dalam kegiatan belajar bagi usia dini karena akan membuat rendah tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta mematikan kreatifnya anak.
2.      Sistem belajar dengan hafalan, salah satu cara yang keliru dalam menghimpun pengetahuan yakni dengan cara menghafal, anak-anak hanya menghafalkan fakta tapi tidak memahami arti dari fakta tersebut, sehingga apa yang sedang dipelajari tidak menjadi bagian dalam hidupnya karena tidak tinggal dalam pengetahuannya hanya sebatas saja.
3.      Kegagalan, kegagagalan yang dialami oleh seseorang akan berpengaruh terhadap motivasi yang dimilikinya, tapi kegagalan tidak pernah terlepas dari manusia yang sedang berjuang maka untuk itu yang penting adalah bagaimana cara guru mendampingi dan membantu anak dalam memahami kegagalannya.
4.      Tekanan akan konformitas ( tradisi, kebiasaan), tekanan yang berlebihan akan konformitas dirumah, sekolah, lingkungan dan masyarakat akan sangat menghambat perkembangan kreatifitas anak. sebaiknya seorang anak harus diberi kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri.
4.      Latar Belakang Sejarah Dan Budaya
Negara Indosia adalah Negara yang pernah hidup dibawah kuasa atau penjajahan Negara lain, tentu hal ini akan sangat berpengaruh dan berkelanjutan secara turun-temurun antar generasi hingga sekarang ini. Selain pernah menjadi negara jajahan masyarakat indonesia juga memiliki budaya yang kurang menguntungkan bagi perkembangan sifat-sifat kreatif yang ada dalam setiap pribadi masyarakat Indonesia. Beberapa faktor budaya yang dapat menghambat tumbuhnya kreativitas dan masih hidup sampai saat ini walaupu tidak semua daerah yang menganut budaya itu yakni,
a.       Ada anggapan masyarakat bahwa berhayal atau melamun merupakan hal yang dapat membuang-buang waktu.
b.      Sikap bermain atau suka bermain hanyalah cocok untuk anak-anak yang masih usia-usia dini
c.       Masyarakat sangat menjunjung tinggi kemampuan berpikir logis, kritis analitis dan tidak mengandalkan pada perasaan atau firasat.
d.      Masyarakat beranggapan bahwa setiap masalah dapat diselesaikan dengan banyaknya uang.
e.       Adanya keterikatan yang kuat pada tradisi dan masih sulit untuk melakukan dan menerima perubahan-perubahan yang ada.
f.       Berlakunya sebutan “tabu” untuk sesuatu yang bersifat baru, beda, dengan apa yang sudah menjadi kebiasaan sebelumnya.

Demikianlah keempat faktor yang sudah diutarakan yang dapat menghambat perkembangan kreativitas anak, untuk itu tugas dan tanggung jawab serta kerja sama antara guru dan orangtua perlu dijalin lebih baik lagi agar potensi kreatifnya anak dapat bertumbuh dan berkembang yang nantinya akan menjadi milik mereka selamanya.

Kamis, 03 November 2016

Mengembangkan Harta Karun Dalam Diri

MENGEMBANGKAN HARTA KARUN DALAM DIRI
Setiap individu manusia memiliki harta karun yang dianugerahkan Tuhan kepada makhluknya. Dan masing-masing dari manusia tersebut harus mengembangkan harta yang sudah diperoleh dari Sang Penciptanya. Untuk sampai pada sebuah keberhasihalan dalam mengembangkan harta karunnya manusia tidak terlepas yang disebut dengan konsep diri (self-concept). Maka keberhasilan seseorang tergantung pada konsep diri yang dimilikinya, jika seseorang berada pada konsep diri yang salah, maka dia akan sulit sekali untuk mencapai sebuah keberhasilan. Maka dalam setiap upaya untuk mengubah dan meningkatkan diri pertama-tama harus mampu mengubah konsep diri yang sudah salah. Ada tiga komponen utama yang saling mempengaruhi yakni Diri Ideal (self-ideal), Citra Diri (self-image) dan Harga Diri (self-esteem).dengan memahami fungsi dari masing-masing komponen, serta mampu mengerti cara membuat satu konsep diri yang baru dan lebih baik maka seseorang akan berhasil dalam bidang apapun.

Diri Ideal (Self Ideal)
Diri yang ideal akan menentukan sebagian besar arah hidup seseorang. Diri yang ideal juga mampu menentukan arah perkembangan diri dan pertumbuhan karakter serta kepribadian. Diri yang ideal merupakan gabungan dari semua kualitas serta ciri kepribadian orang yang sangat dikagumi. Diri yang ideal juga merupakan gambaran dari sosok yang diinginkan oleh orang lain. Seseorang yang telah memiliki kualitas yang luar biasa dalam dirinya akan menunjukkan  sikap keberanian, rasa cinta kasih,  ketabahan, ketekunan, kesabaran, integritas, kejujuran dan masih banyak lagi jenis karakter lainnya. Semua itu akan membentuk manusia yang ideal. Mungkin seseorang tidak akan selalu dapat menjalani hidup dengan standar diri yang ideal seperti yang sudah ditetapkan, tapi sadar atau tidak seseorang akan selalu berusaha untuk sampai pada kehidupan yang demikian. Namun perlu diperhatikan dalam pencapaian diri menuju ideal, harus berhati-hati dalam memilih serta membentuknya secara sadar.
Hasil gambar untuk gambar orang yang sukses 
Citra Diri (Self-Image) 
Citra diri adalah cara seseorang untuk melihat diri sendiri, dan berpikir mengenai diri saat ini. Citra diri ini sering disebut dengan sebutan “ Cermin Diri” seseorang akan selalu melihat kedalam cermin diri untuk mengetahui sejauh mana ia sudah bertindak atau berlaku pada suatu keadaan atau peristiwa yang sudah terjadi. Maka orang tersebut akan selalu bertindak dan bersikap sesuai dengan gambar yang muncul pada cermin dirinya. Misalnya, bila seseorang melihat dirinya dalam cermin diri sebagai seorang yang percaya diri, tenang, dan mampu belajar dengan baik, maka setiap kali belajar maka akan sealalu bersikap positif dan gembira, dan akan mendapatkan prestasi dan hasil yang luar biasa.

Harga Diri ( Self- Esteem)
Komponen ketiga dari konsep diri adalah harga diri. Harga diri merupakan komponen yang bersifat emosional dan paling penting dalam menetukan sikap dan kepribadian kita. Harga diri merupakan kunci untuk mencapai keberhasilan dalam hidup. Harga diri didefinisikan seberapa suka kita terhadap diri kita sendiri. Semakin kita menyukai diri kita, menerima diri, dan hormat pada diri sendiri sebagai seorang yang bermakna dan berharga, maka kita akan semakin mampu bersikap positif dan menjadi orang yang berbahagia. Harga diri yang kita miliki akan menentukan semangat, antusisme dan juga menjadi motivasi diri. Harga diri juga merupakan penentu prestasi dan keberhasilan hidup.
Hasil gambar untuk gambar kupu-kupu bergerak 
Inspirasi dari Buku
Born to be a Genius.   Oleh  Adi  W. Gunawan 

Jumat, 21 Oktober 2016

HIDUP ADLAH PILIHAN

HIDUP ADALAH PILIHAN

Hasil gambar untuk gambar manusia sedang berjuangDalam mengarungi kehidupan ini harus selalu disertai dengan perjuangan, dan perjuangan itu tidak akan pernah berhenti selagi manusia masih hidup di dunia yang luas ini. Perjuangan manusia tidak lepas dari tantangan dan cobaan. Setiap  saat manusia dihadapkan kepada dua pilihan setiap harinya yakni: mau berbuat baik atau berbuat jahat, pilihan itu manusia sendiri yang menentukannya. Maka untuk mampu menjadi manusia yang berbudi dan berprilaku baik manusia tidak bisa tertlepas dari sang penciptanya, yakni dengan mematuhi perintahnya dan hidup sesuai kehendakanya. Manusia harus sadar dan menyadari bahwa hidup ini adalah anugerah dari Sang pemberi hidup itu, manusia tidak bisa hidup jika terlepas dari penciptanya.
Namun disisi lain ada juga mnusia yang tidak sadar bahkan terlepas dari Sang penciptanya itulah mereka-mereka yang selalu bersahabat dengan ketidak baikan dengan kata kasarnya orang-orang jahat. Kejahatan manusia jaman ini sudah semakin merajalela, semuanya itu hanya karena manusia tidak sadar lagi akan arti hidup yang sesungguhnya. Maka sebagai makhluknya Tuhan kita hendaknya mampu menjalani kehidupan ini dengan baik msekalipun selalu berjuangn dan perjuangan itu tidak pernah selesai, kecuali manusia sudah berakhir dari dunia ini.
Hai manusia marilah kita hidup sesuai kehendak pencipta kita, sekalipun harus berjuang  dan terus berjuang, selamat berjuang....................


Kamis, 23 Juni 2016

SIBLING RIVALRY

SIBLING RIVALR
Sibling Rivalry merupakan suatu kompetisi antara saudara kandung dalam mendapatkan kasih sayang/perhatian dari orang tua. Sibling juga dikatakan sebagai persaingan,  kecemburuan dan pertengkaran antara saudara kandung. Sibling Rivalry juga sering disebut merupakan  Kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi pada anak karena kehadiran angota keluarga baru dalam keluarga, yang dalam hal ini adalah saudara kandungnya.
Apakah demikian yang terjadi dalam keluarga?
Ada benarnya dengan apa yang disebutkan diatas. Banyak orang tua terkadang kurang mampu memahami perkelahian anak-anak mereka dalam rumah tangganya. Bahkan sampai membawa orang tua pada tingkat emosi sehingga mau memukul anak-anak atau tanpa disadari membela salah satu anak tanpa bertanya apa yang menjadi penyebab dari perkaelahian mereka.
Apa yang menjadi penyebab Sibling dalam bersaudara?
Pertama dapat kita lihat bahwa anak-anak merasa kehilangan / kurang kasih sayang dari orang tua, sikap orang tua terhadap anak-anak dalam mengasihi berbeda-beda, perbedaan kemampuan dalam setiap pribadi anak juga akan berpengaruh yang natinya sampai pada  kecemburuan satu sama lain. Dinamika dalam keluarga kurang misalnya rekreasi keluarga, berkumpul bersama dalam keluarga dan lain sebagainya. Jika Sibling terjadi dalam diri anak yang bersaudara maka akan menimbulkan reaksi dalam diri anak-anak antara laian : memukul, mencubit, menendang bahkan sampai melukai. Disisi lain anak akan mengalami kemunduran dalam kepribadiannya seperti: mengompol, rewel, menangis yang meledak-ledak dan sebagainya.
Jika demikian apa yang seharusnya dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anak dalam keluarganya?
Orang tua harus memiliki cara dan trik untuk memahami setiap pribadi anak, misalnya: orang tua tidak boleh membandingkan antara anak yang satu dengan yang lain, membiarkan anak-anak menjadi pribadi mereka sendiri dengan kata lain tidak memaksakan kehendak orang tua pada anak-anak, tidak menyalahkan anak satu sma lain, tidak memberikan tuduhan negative kepada sianak, orang tua harus mampu menghargai dan keberhasilan setiap anak, membuat anak-anak untuk mampu bekerja sama satu sama lain hal ini tentu tidak lepas dari gaya hidup kedua orang tua dengan seluruh anggota keluarganya.
Keluarga yang bagaimana yang diharapkan oleh setiap insan?
Keluarga yang berbahagia yang mampu memahami dan menerima satu sama lain, berbagi kasih dalam suka dan duka, keluarga yang berada dalam kedamaian dan kerukunan, sehingga keluarga merupakan idaman, keluarga adalah tempat untuk berbagi, keluarga adalah tempat untuk berlabuh, karena kasih yang diterima dari luar tidak seindah kasih yang diterima dalam keluarga.

Utamakanlah Keluarga
Dan Ingatlah
Saat Semuanya Runtuh Dan Gagal
Keluarga Adalah Tempatmu Kembali